BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 09 Maret 2010

Pulau Kelor, Pulau Kecil Nan Eksotis


Setiap perjalanan ke Kepulauan Seribu, pastilah akan menjumpai pulau ini. Letaknya tidak jauh dari Pulau Bidadari. Setiap kapal yang melintasi perairan Pulau Untung Jawa dapat dipastikan akan bisa melihat pulau ini. Dari kejauhan hanya berbentuk bulat menyerupai cerobong asap pendek di tengah lautan. Namun bentuknya yang aneh inilah yang menjadi daya tarik pulau ini. Memang tidak terlihat tanah di pulau ini. Hanya ada hamparan pasir putih yang seakan-akan menyembul dari permukaan laut. Sesungguhnya itulah daratan dari Pulau Kelor.

Abrasi, terkikis air laut, itulah gambaran pulau kecil ini. Memang bentuknya tidak besar. Bahkan dalam foto masa silamnya, ketika Belanda masih bercokol di bumi pertiwi, pulau ini tetap kecil. Bila saja tidak terdapat beton-beton penahan gelombang, pulau ini mungkin sudah tenggelam. Beruntung benteng Martello yang berdiri kukuh yang membuat pulau ini layak dilindungi. Peninggalan masa silamnya harusnya membuat kita melakukan upaya dan tidak membiarkan Pulau Kelor tenggelam ditelan lautan.

Pulau Kelor, itulah nama pulau ini. Seperti halnya pepatah kuno, “Dunia tidak selebar daun kelor” memang identik dengan pulau ini. Daun kelor memang bentuknya kecil-kecil. Penamaan Pulau Kelor memang cocok untuk pulau ini. Kecil, tersendiri dan seperti menyembul dari permukaan laut.

Dahulu Pulau Kelor adalah salah satu benteng pertahanan Hindia Belanda yang memusatkan kegiatannya di Pulau Onrust. Setidaknya ada tiga benteng Martello di tiga gugusan pulau yaitu Pulau Kelor itu sendiri, Pulau Bidadari dan Pulau Onrust. Hanya dua yang masih meninggalkan jejaknya sementara benteng yang di Pulau Onrust sudah hilang jejaknya akibat penjarahan besar-besaran di tahun enam puluhan. Yang tersisa hanya sebuah lubang dengan sebuah plang yang menandakan disitulah dulu sebuah benteng bulat berdiri.

Di Pulau Bidadari benteng Martellonya tinggal separuh saja. Setengahnya rusak karena terhempas oleh gelombang pasang sewaktu gunung Krakatau meletus. Sementara di Pulau Kelor, benteng Martellonya cenderung masih utuh. Lubang-lubang jendelanya masih utuh bentuknya. Bahkan bagian dek/ lantai atas benteng, yang pada zaman itu menggunakan kayu, terlihat bekas-bekas dudukannya walau hanya berbentuk lubang-lubang seukuran balok kayu.

Pulau Kelor tidak memiliki dermaga sehingga menyulitkan kapal/ perahu merapat di pulau ini. Sisa-sisa dermaganya memang ada tetapi tidak adanya perawatan membuat sembilan puluh lima persen rusak. Akibatnya, dermaga tidak bisa sama sekali digunakan. Kalaupun ingin merapat ke pulau ini, harus pagi hari atau setidaknya sebelum tengah hari. Kabar yang pernah saya dapatkan adalah posisi pantai tidak memungkinkan didarati bila gelombangnya besar. Kapal bisa membentur bagian pulau yang berisi batuan-batuan pemecah gelombang atau menghantam dermaga yang rusak. Bisa juga kapalnya terjungkal karena adanya gelombang tidak memungkinkan bagian depan kapal menyentuh pantai berpasir di daratan pulau.

Posisi yang menyamping karena hempasan gelombang membuat kapal bisa limbung karenanya. Itulah sebabnya setelah gelombang datang, tidak akan ada kapal yang merapat ke pulau ini. Pemandu wisata di Pulau Onrust juga berpesan seperti itu. “Jika gelombang belum ada, mendaratlah ke Pulau Kelor. Kalau sudah datang gelombang, tidak perlu mampir di Pulau Kelor karena berbahaya.”

Ada cerita-cerita misterius seputar Pulau Kelor. Entah karena pulau ini kosong sehingga orang mengait-ngaitkan dengan hal-hal gaib. Ini menyangkut keberadaan kucing yang banyak berada di pulau ini. Entah dari mana kucing-kucing ini berasal. Saya hanya menduga kalau kucing-kucing itu dibuang oleh penduduk di sekitar pulau. Kucing-kucing inilah yang dikait-kaitkan dengan hal-hal yang misterius.

Ada orang yang memperingati saya untuk tidak mengganggu kucing-kucing tersebut atau menutup lubang-lubangnya.. Kucing-kucing memang banyak terdapat di Pulau Kelor. Para kucing biasanya berada di lubangnya masing-masing dalam benteng. Lubang ini asalnya adalah lubang ventilasi yang banyak terdapat di seputar benteng. Lubang ini kemudian menjadikan tempat para kucing berlindung dan bersembunyi. Bekas-bekas makanan juga banyak terdapat di seputar benteng. Kemungkinan para pengunjung memberi makan kucing dengan sisa-sisa makanan. Atau oleh para nelayan yang mampir di pulau ini.

Lepas dari cerita-cerita diatas, Pulau Kelor tetaplah sebuah pulau kecil yang eksostis. Pulau yang dari kejauhan yang memperlihatkan kemegahan benteng Martellonya ternyata menyimpan daya darik tersendiri untuk mengunjunginya. Semoga dalam pelayaran yang akan datang, saya akan sempat menginjakkan kaki di pulau kecil yang menarik ini (07/01/2008).


sumber: http://kepulauanseribu.multiply.com/journal

0 komentar: